WELCOME

Assalamu'alaikum...

Ahlan Wasahlan.....

Toek Para Blogger yg baek ati...
nyoook singgah di blog ayeee....
gag pake' uang muka kuuuug...heheheheh..

n' atu age neh...
mohon kritik n' saran yg membangun yea wad Blog we kedepannyeee...^_^

Jumat, 22 April 2011

Pengertian STRES

Stress adalah suatu kondisi dimana keadaan tubuh terganggu karena tekanan psikologis. Biasanya stress dikaitkan bukan karena penyakit fisik tetapi lebih mengenai kejiwaan. Akan tetapi karena pengaruh stresss tersebut maka penyakit fisik bisa muncul akibat lemahnya dan rendahnya daya tahan tubuh pada saat tersebut.
Stress berasal dari kata Perancis retrecir, berarti kesempitan, suatu penyempitan, atau faktor pembatasan kekuatan. Jenis stress yang paling berbahaya – stress negatuf – umumnya terjadi ketika kamu memandang perubahan dan tekanan sebagai suatu beban serta menaggapi peningkatan tuntutan sebagai ancaman. Kamu merasakan frustasi atau ketidakberdayaan, dan cenderung untuk menganggap diri sebagai korban dari keadaan sekitar.
Pengulangan atau berlarutnya stress negatif dapat menyebabkan berbagai reaksi kejiwaan yang kompleks, yang barangkali melibatkan lebih dari 1.500 perubahan kimia yang berbeda dalam otak dan tubuh. Hal itu bahkan dapat membawa kita pada kelelahan energi mental dan fisik, serta melemahkan sistem kekebalan tubuh.
Ketika kamu dihadapkan pada kejadian yang menyebabkan stress, kalau kamu bereaksi secara negatif pada stress, pembawa pesan kimia otak, yang dibawah otak kamu akan memberi perintah pada kelenjar adrenal untuk megghasilkan kortisol. Impuls saraf juga merangsang adrenalin, yang bergelombang memasuki aliran darah dan menyiagakan tubuh dengan merangsang jutaan serabut saraf tertentu. Baik adrenalin dan kortisol membangkitkan tekanan darah selama stress. Adrenalin meningkatkan kekentalan darah (elemen penggumpalan darah), sementara kortisol meningkatkan jumlahnya, sehingg dapat mengakibatkan penggumpalan yang melekat pada dinding pembuluh nadi, ,membuatnya menjadi sempit. Kelebihan adrenalin juga dapat mengerutkan dan memutuskan serabut otot jantung, membuat jantung mudah diserang, dan oleh karenanya akan melemahkan jantung. Kelebihan kortisol juga dapat membangkitkan kolesterol, yang turut menyumbang pada pengerasan pembuluh nadi.
Dalam sustu studi yang dilakukan di Harvard, ditemukan bahwa orang yang kurang baik dalam menangani stress, berpotensi ssakit 4 kali lebih besar dibandingkan mereka yang mampu menanggulangi stress secara terampil. Kesalahan pengelolaan “stress negatif” mempengaruhi sistem kekebalan tubuh, fungsi jantung, tingkatan hormon, sistem saraf, ingatan dan pemikiran, koordinasi fisik, serta tingkat metabolisme. Ini membangkitkan kolesterol darah, tekanan darah, dan tingkat keasaman urine; juga meningkatkan resiko masuknya penyakit, termasuk penyakit jantung, kanker, menurunnya kekebalan tubuh, dan bahkan demam biasa. Selain itu, stress negatif juga mempengaruhi sel-sel otak dan daerah-daerah sekitarnya sehingga mengakibatkan penuaan dini pada otak orang dewasa. Pemberondongan hormon stress yang bekelanjutan pada otak menghancurkan penerima hormon serebral dan melemahkan daerah otak yang megendalikan emosi. Stress yang menghasilkan hormon adrenalin – glukokortisoid – juga menghalangi masuknya glukosa ke dalam sel-sel otak, karena itu membunuh mereka.
Kamu yang sering mengalami stress patut waspada terhadap kamampuan otak yang menurun. Pasalnya stress berlebihan akan membuat sel-sel baru di otak mati. Demikian menurut hasil riset yang dipublikasikan dalam Journal of Neuroscience di Inggris. Dalam penelitian terhadap tikus percobaan, para ilmuwan dari Universitas Franklin , Inggris, menemukan adanya penurunan sel pada hippocamus, tepatnya di area otak yang berfungsi untuk proses mengingat, belajar dan emosi. Hippocamus adalah bagian dari otak yang terdiri dari 2 area yang akan terus menumbuhkan sel-sel syaraf sepanjang hidup, baik pada manusia atau tikus.
Menurut tim peneliti, penurunan jumlah sel pada hippocamus ini terjadi karena depresi. Namun matinya sel-sel ini tidak langsung terjadi pada saat seseorang mengalami stress melainkan satu hari kemudian. Dalam risetnya, tim peneliti meletakkan tikus kecil bersama dengan 2 tikus dewasa dalam kandang selama 20 menit. Tikus dewasa ini bersifat menguasai dan mengganggu si tikus kecil. Akibatnya hormon sress dalam tubuh tikus ini meningkat 7 kali lipat dibandingkan dengan tikus yang hanya berada di kandang sendirian. Dan kira-kira apa yang menjadi latar belakang stress yang dialami?
Dari hasil analisa mikroskop terhadap jaringan otak diketahui tingginya hormon stress menyebabkan kemampuan perkembangan sel baru di hippocamus berkurang. Hasil ini sekaligus menyangkal teori sebelumnya yang mengatakan hormon stress akan mengembangkan pertumbuhan sel baru.
Menanggapi hasil riset ini, Profesor David Kendall dari Universitas Nottingham mengatakan memang stress yang berkepanjangan akan menyebabkan pertumbuhan sel saraf di hippocamus menjadi lambat. Tapi menurutnya, stress ringan justru bermanfaat positif untuk tubuh.
Apa Latar Belakang Stresss yang Dialami?
Ketika kamu sedang tegang dan lelah, terdapat suatu kecenderungan alami bahwa permasalaha-permasalahan dalam pekerjaan serta kehidupan kamu tampak semakin besar. Ketidakpuasan tampak seperti malapetaka, sengatan anjuran bermanfaat seperti kritikan, percekcokan sehari-hari, tampak seperti suatu kutukan paribadi dan ada peluang besar bahwa kamu akan marah akibat masalah-masalah sepele.
Kejadian dan masalah yang sama ini tampaknya akan lebih dapat dikelola ketika kamu sedang merasa santai, kuat, serta penuh semangat. Sebenarnya, banyak dari kita membuang sejumlah besar energi dengan bereaksi secara kuat, bahkan kepada penundaan yang paling kecil. Kita seringkali disulitkan dengan pikiran-pikiran seperti “Tak pernah ada cukup waktu” dan “Apa lagi yang dapat salah hari ini?” Kalau kamu memperhatikan perasaan-perasaan kurang waktu, membuat kamu frustasi hari demi hari, itu barangkali satu tanda peringatan awal dari beban stress dan bahwa ketegangan kamu telah memasuki suatu tingkattan kuat dan secara potensial berbahaya. Sekaranglah waktu untuk melakukan sesuatu yang benar – waktu untuk berpikir tentang membuat suatu perubahan.
Ketika kamu sedang tergesa-gesa, pikiranmu sibuk membuat daftar dan memaksamu untuk membuat masing-masing hal terlaksana, maka ingatkanlah dirimu bahwa beberapa diantaranya mungkin dapat menunggu. Bergeraklah maju pada hal-hal yang paling perlu. Jika kamu menggertak orang lain semasa terburu-buru dengan persoalan kamu, berhentilah sejenak dan tanyakan pada dirimu sendiri , “”Apakah pekerjaan ini benar-benar penting?”
Banyak hal yang bisa memicu stress muncul seperti rasa khawatir, perasaan kesal, kecapekan, frustasi, perasaan tertekan, kesedihan, pekerjaan yang berlebihan, Pre Menstrual Syndrome (PMS), terlalu fokus pada suatu hal, perasaan bingung, berduka cita, dan juga rasa takut. Ini dapat diatasai dengan mengadakan konsultasi kepada psikiater atau beristirahat total.
Sumber stress sangat bersifat pribadi dan beragam pada masing-masing individu: apa yang mempengaruhi kamu mungkin sama sekali tidak mengganggu pasangan kamu. Bagaimanapun juga, bagi sebagian besar dari kita,kemampuan untuk tetap tenang dan sehat bergantung pada “perkara kecil”. Bagaimana kita menanggapi gangguan kehidupan sehari-hari – seperti kemarahan, penolakan, kemacetan lalu-lintas, dan lain-lain – sering kali menunjukan stress psikologia serta fisik kita.
Reaksi berlebihanmu merupakan faktor tunggal yang menyebabkan stress.
Sangat sedikit orang yang menyadari bahwa relaksasi sesungguhnya bermakna sustu keadaan – kesiapsiagaan yang penuh ketenangan, ketika kamu bisa memberikan jarak bagi dirimu sendiri dan ketegangan dan gangguan kehidupan, serta mengusahakan sustu pikiran yang lebih jernih dengan kehendakmu sendiri.
Gejala Anda Terjangkit Stress
Berlawanan dengan pemikiran populer, stress itu bukanlah kemalangan atau penyakit. Stress adalah suatu kekuatan-kekuatan - suatu tekanan yang sangat kuat yang dapat dikenali dan disalurkan dengan berguna; jika dilupakan, stress akan menggerogoti usaha-usahamu dan menganggu kesehatan. Oleh karena itu sangatlah penting mempertajam keterampilanmu dalam mengenali tanda-tanda tubuh/ pikiran tertentu yang menyiagakan kamu dan memampukan kamu mengetahui bahwa itulah saatnya mundur. Tanda-tanda kesusahan ini barangkali meliputi yang berikut ini :
1. Urgensi waktu
Berusaha melakukan lebih banyak dalam waktu singkat; terus- menerus memandang sekilas jam tanganmu; menjadi marah ketika orang lain tampaknya terlalu lambat.
2. Ketegangan
Perhatikan otot-ototmu yang mengencang atau postur badanmu menjadi loyo, atau merasakan kebutuhan untuk merenggangkan tubuh, menggerakan, atau mengubah kebiasaan sehari-harimu.
3. Kepenatan
Perasaan penat meningkat dalam pikiran, tubuh dan emosi.
4. Kesalahan
Perhatikan suatu penurunan dalam kinerjamu, seperti membuat kesalahan sembrono, atau perhatikan berkurangnya koordinasi dalam percakapan, tulisan atau gerakanmu.
5. Gangguan
Mendapati pikiranmu berkelana, suliat memusatkan perhatian, sering lupa atau menunda.
6. Kesedihan
Sustu tanggapan emosional – perasaan marah, putus asa, pesimis, atau mudah terluka yang meningkat.
7. Agresi dan Permusuhan
Merasakan suatu gelombang kemarahan kepada orang lain, disertai dengan dorongan untuk mencelakai mereka, atau dengan keinginan untuk “memberi pelajaran”.
PENYESUAIN DIRI
Penyesuaian diri merupakan salah satu persyaratan penting bagi terciptanya kesehatan jiwa/mental individu. Banyak individu yang menderita dan tidak mampu mencapai kebahagiaan dalam hidupnya, karena ketidak-mampuannya dalam menyesuaikan diri, baik dengan kehidupan keluarga, sekolah, pekerjaan dan dalam masyarakat pada umumnya. Tidak jarang pula ditemui bahwa orang-orang mengalami stres dan depresi disebabkan oleh kegagalan mereka untuk melakukan penyesaian diri dengan kondisi yang penuh tekanan.
Pengertian
Pengertian penyesuaian diri pada awalnya berasal dari suatu pengertian yang didasarkan pada ilmu biologi yang di utarakan oleh Charles Darwin yang terkenal dengan teori evolusinya. Ia mengatakan: "Genetic changes can improve the ability of organisms to survive, reproduce, and, in animals, raise offspring, this process is called adaptation".(Microsoft Encarta Encyclopedia 2002).
Sesuai dengan pengertian tersebut, maka tingkah laku manusia dapat dipandang sebagai reaksi terhadap berbagai tuntutan dan tekanan lingkungan tempat ia hidup seperti cuaca dan berbagai unsur alami lainnya. Semua mahluk hidup secara alami dibekali kemampuan untuk menolong dirinya sendiri dengan cara menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan materi dan alam agar dapat bertahan hidup. Dalam istilah psikologi, penyesuaian (adaptation dalam istilah Biologi) disebut dengan istilah adjusment.
Adjustment itu sendiri merupakan suatu proses untuk mencari titik temu antara kondisi diri sendiri dan tuntutan lingkungan (Davidoff, 1991). Manusia dituntut untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial, kejiwaan dan lingkungan alam sekitarnya. Kehidupan itu sendiri secara alamiah juga mendorong manusia untuk terus-menerus menyesuaikan diri.
Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa penyesuaian diri merupakan suatu proses dinamis yang bertujuan untuk mengubah perilaku individu agar terjadi hubungan yang lebih sesuai antara diri individu dengan lingkungannya. Atas dasar pengertian tersebut dapat diberikan batasan bahwa kemampuan manusia sanggup untuk membuat hubungan-hubungan yang menyenangkan antara manusia dengan lingkungannya.
Aspek-aspek Penyesuaian Diri
Menurut Fatimah (2006) penyesuaian diri memiliki dua aspek, yaitu sebagai berikut:
1. Penyesuaian Pribadi
Penyesuaian pribadi adalah kemampuan individu untuk menerima dirinya sendiri sehingga tercapai hubungan yang harmonis antara dirinya dengan lingkungan sekitarnya. Ia menyadari sepenuhnya siapa dirinya sebenarnya, apa kelebihan dan kekurangannya dan mampu bertindak obyektif sesuai dengan kondisi dirinya tersebut. Keberhasilan penyesuaian pribadi ditandai dengan tidak adanya rasa benci, lari dari kenyataan atau tanggungjawab, dongkol. kecewa, atau tidak percaya pada kondisi dirinya. Kehidupan kejiwaannya ditandai dengan tidak adanya kegoncangan atau kecemasan yang menyertai rasa bersalah, rasa cemas, rasa tidak puas, rasa kurang dan keluhan terhadap nasib yang dialaminya.
Sebaliknya kegagalan penyesuaian pribadi ditandai dengan keguncangan emosi, kecemasan, ketidakpuasan dan keluhan terhadap nasib yang dialaminya, sebagai akibat adanya gap antara individu dengan tuntutan yang diharapkan oleh lingkungan. Gap inilah yang menjadi sumber terjadinya konflik yang kemudian terwujud dalam rasa takut dan kecemasan, sehingga untuk meredakannya individu harus melakukan penyesuaian diri.
2. Penyesuaian Sosial
Setiap iindividu hidup di dalam masyarakat. Di dalam masyarakat tersebut terdapat proses saling mempengaruhi satu sama lain silih berganti. Dari proses tersebut timbul suatu pola kebudayaan dan tingkah laku sesuai dengan sejumlah aturan, hukum, adat dan nilai-nilai yang mereka patuhi, demi untuk mencapai penyelesaian bagi persoalan-persoalan hidup sehari-hari. Dalam bidang ilmu psikologi sosial, proses ini dikenal dengan proses penyesuaian sosial. Penyesuaian sosial terjadi dalam lingkup hubungan sosial tempat individu hidup dan berinteraksi dengan orang lain. Hubungan-hubungan tersebut mencakup hubungan dengan masyarakat di sekitar tempat tinggalnya, keluarga, sekolah, teman atau masyarakat luas secara umum. Dalam hal ini individu dan masyarakat sebenarnya sama-sama memberikan dampak bagi komunitas. Individu menyerap berbagai informasi, budaya dan adat istiadat yang ada, sementara komunitas (masyarakat) diperkaya oleh eksistensi atau karya yang diberikan oleh sang individu.
Apa yang diserap atau dipelajari individu dalam poroses interaksi dengan masyarakat masih belum cukup untuk menyempurnakan penyesuaian sosial yang memungkinkan individu untuk mencapai penyesuaian pribadi dan sosial dengan cukup baik. Proses berikutnya yang harus dilakukan individu dalam penyesuaian sosial adalah kemauan untuk mematuhi norma-norma dan peraturan sosial kemasyarakatan. Setiap masyarakat biasanya memiliki aturan yang tersusun dengan sejumlah ketentuan dan norma atau nilai-nilai tertentu yang mengatur hubungan individu dengan kelompok. Dalam proses penyesuaian sosial individu mulai berkenalan dengan kaidah-kaidah dan peraturan-peraturan tersebut lalu mematuhinya sehingga menjadi bagian dari pembentukan jiwa sosial pada dirinya dan menjadi pola tingkah laku kelompok.
Kedua hal tersebut merupakan proses pertumbuhan kemampuan individu dalam rangka penyesuaian sosial untuk menahan dan mengendalikan diri. Pertumbuhan kemampuan ketika mengalami proses penyesuaian sosial, berfungsi seperti pengawas yang mengatur kehidupan sosial dan kejiwaan. Boleh jadi hal inilah yang dikatakan Freud sebagai hati nurani (super ego), yang berusaha mengendalikan kehidupan individu dari segi penerimaan dan kerelaannya terhadap beberapa pola perilaku yang disukai dan diterima oleh masyarakat, serta menolak dan menjauhi hal-hal yang tidak diterima oleh masyarakat.
Pembentukan Penyesuaian Diri
Penyesuaian diri yang baik, yang selalu ingin diraih setiap orang, tidak akan dapat tercapai, kecuali bila kehidupan orang tersebut benar-benar terhindar dari tekanan, kegoncangan dan ketegangan jiwa yang bermacam-macam, dan orang tersebut mampu untuk menghadapi kesukaran dengan cara objektif serta berpengaruh bagi kehidupannya, serta menikmati kehidupannya dengan stabil, tenang, merasa senang, tertarik untuk bekerja, dan berprestasi.
Pada dasarnya penyesuaian diri melibatkan individu dengan lingkungannya, pada penulisan ini beberapa lingkungan yang dianggap dapat menciptakan penyesuaian diri yang cukup sehat bagi remaja, diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Lingkungan Keluarga
Semua konflik dan tekanan yang ada dapat dihindarkan atau dipecahkan bila individu dibesarkan dalam keluarga dimana terdapat keamanan, cinta, respek, toleransi dan kehangatan. Dengan demikian penyesuaian diri akan menjadi lebih baik bila dalam keluarga individu merasakan bahwa kehidupannya berarti.
Rasa dekat dengan keluarga adalah salah satu kebutuhan pokok bagi perkembangan jiwa seorang individu. Dalam prakteknya banyak orangtua yang mengetahui hal ini namun mengabaikannya dengan alasan mengejar karir dan mencari penghasilan yang besar demi memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga dan menjamin masa depan anak-anak. Hal ini seringkali ditanggapi negatif oleh anak dengan merasa bahwa dirinya tidak disayangi, diremehkan bahkan dibenci. Bila hal tersebut terjadi berulang-ulang dalam jangka waktu yang cukup panjang (terutama pada masa kanak-kanak) maka akan sangat berpengaruh terhadap kemampuan individu dalam menyesuaikan diri di kemudian hari. Meskipun bagi remaja hal ini kurang berpengaruh, karena remaja sudah lebih matang tingkat pemahamannya, namun tidak menutup kemungkinan pada beberapa remaja kondisi tersebut akan membuat dirinya tertekan, cemas dan stres.
Berdasarkan kenyataan tersebut diatas maka pemenuhan kebutuhan anak akan rasa kekeluargaan harus diperhatikan. Orang tua harus terus berusaha untuk meningkatkan kualitas pengasuhan, pengawasan dan penjagaan pada anaknya; jangan semata-mata menyerahkannya pada pembantu. Jangan sampai semua urusan makan dan pakaian diserahkan pada orang lain karena hal demikian dapat membuat anak tidak memiliki rasa aman.
b. Lingkungan Teman Sebaya
Begitu pula dalam kehidupan pertemanan, pembentukan hubungan yang erat diantara kawan-kawan semakin penting pada masa remaja dibandingkan masa-masa lainnya. Suatu hal yang sulit bagi remaja menjauh dari temannya, individu mencurahkan kepada teman-temannya apa yang tersimpan di dalam hatinya, dari angan-angan, pemikiran dan perasaan. Ia mengungkapkan kepada mereka secara bebas tentang rencananya, cita-citanya dan dorongan-dorongannya. Dalam semua itu individu menemukan telinga yang mau mendengarkan apa yang dikatakannya dan hati yang terbuka untuk bersatu dengannya.
Dengan demikian pengertian yang diterima dari temanya akan membantu dirinya dalam penerimaan terhadap keadaan dirinya sendiri, ini sangat membantu diri individu dalam memahami pola-pola dan ciri-ciri yang menjadikan dirinya berbeda dari orang lain. Semakin mengerti ia akan dirinya maka individu akan semakin meningkat kebutuhannya untuk berusaha untuk menerima dirinya dan mengetahui kekuatan dan kelemahannya. Dengan demikian ia akan menemukan cara penyesuaian diri yang tepat sessuai dengan potensi yang dimilikinya.
c. Lingkungan Sekolah
Sekolah mempunyai tugas yang tidak hanya terbatas pada masalah pengetahuan dan informasi saja, akan tetapi juga mencakup tanggungjawab pendidikan secara luas. Demikian pula dengan guru, tugasnya tidak hanya mengajar, tetapi juga berperan sebagai pendidik yang menjadi pembentuk masa depan, ia adalah langkah pertama dalam pembentukan kehidupan yang menuntut individu untuk menyesuaikan dirinya dengan lingkungan.
Pendidikan modern menuntut guru atau pendidik untuk mengamati perkembangan individu dan mampu menyusun sistem pendidikan sesuai dengan perkembangan tersebut. Dalam pengertian ini berarti proses pendidikan merupakan penciptaan penyesuaian antara individu dengan nilai-nilai yang diharuskan oleh lingkungan menurut kepentingan perkembangan dan spiritual individu. Keberhasilan proses ini sangat bergantung pada cara kerja dan metode yang digunakan oleh pendidik dalam penyesuaian tersebut. Jadi disini peran guru sangat berperan penting dalam pembentukan kemampuan penyesuaian diri individu.
Pendidikan remaja hendaknya tidak didasarkan atas tekanan atau sejumlah bentuk kekerasan dan paksaan, karena pola pendidikan seperti itu hanya akan membawa kepada pertentangan antara orang dewasa dengan anak-anak sekolah. Jika para remaja merasa bahwa mereka disayangi dan diterima sebagai teman dalam proses pendidikan dan pengembasangan mereka, maka tidak akan ada kesempatan untuk terjadi pertentangan antar generasi.
PERTUMBUHAN PERSONAL
A.Pengertian
Monks, Knoers, dan Haditono (1984) menyatakan bahwa pekembangan sama dengan pertumbuhan. Sementara menurut Kasiram, pertumbuhan mengandung arti adanya perubahan dalam waktu atau fungsi - fungsi mental, sedangkan perkembangan makna adanya pemunculan hal baru.
Menurut kartono pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi - fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang sehat, dalam waktu tertentu. Kartini Kartono mendefinisikan perkembangan sebagai perubahan psikofisis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi - fungsi psikis dan fisis pada diri anak, yang ditunjang oleh faktor lingkungan dan proses belajar dalam waktu tertentu. Menurut J.P.Chaplin (1972) perkembangan adalah proses perubahan jasmani dan rohani manusia menuju arah yang lebih maju dan sempurna.
B. Fase dan Tugas Perkembangan
Fase dan tugas perkembangan adalah tahapan perkembangan anak dan target yang harus dicapai seorang anak.
1. Fase dan tugas perkembangan menurut Buhler
a. Fase pertama (0 - 1 tahun)
Masa untuk memahami berbagai objek lingkunagan dan melatih fungsi yang berhubungan dengan gerakan - gerakan anggota badan.
b. Fase kedua (2 - 4 tahun)
Masa pengenalan dunia objektif dengan penghayatan yang subjektif. Mulai ada pengenalan pada diri sendiri, dengan bantuan bahasa dan kemauan sendiri.
c. Fase ketiga (5 - 8 tahun)
Masa sosialisasi pada anak. Masa dimana anak mulai memasuki masyarakat dan belajar mengenal lingkungan sekitar secara objektif. Belajar mengenai arti prestasi, pekerjaan dan tugas - tugas kewajiban.
d. Fase keempat (9 - 11 tahun)
Padamasa ini anak mencapai objektifitas tertinggi. Memasuki masa menyelidik, mencoba dan bereksperimen karena rasa ingin tahunya yang besar. Pada akhir fase ini anak mulai berpikir tentang diri pribadi.
e. Fase kelima (14 - 19 tahun)
Merupakan masa tercapainya keseimbangan diantara sikap kedalam diri sendiri dengan sikap keluar. Setelah berusia 16 tahun anak mulai belajar melepaskan diri dari persoalan tentang diri sendiri dan mengarahkan minatnya pada kehidupan yang konkret. Kemudian terbentuklah penyesuaian antara pengarahan keluar dan kedalam. Diantara subjek dan objek mulai terbentuk synthese. Kemudian individu memasuki masa dewasa.
2. Fase dan tugas perkembangan menurut Hurlock
a. Prenatal ( sebelum lahir )
b. Masa Natal
Lahir - 14 hari ( infancy ). Merupakan fase penyesuaian terhadap lingkungan.
Masa Bayi ( 2 minggu - 2 tahun ). Bayi sebelumnya tidak berdaya kini mulai berdiri sendiri karena tubuhnya mulai kuat.
Masa Anak ( 2 - 10/11 tahun ). Masa seorang anak mulai menyesuaikan diri dengan lingkungan. Saat usia 6 tahun adalah masa penting proses sosialisasi.
c. Masa Remaja
Pra Remaja (mencari 11/12 - 13/14 tahun). Dikatakan sebagai fase negatif, dimana anak memperlihatkan tingkah laku yang cenderung negatif.
Remaja Awal (13/14 - 17 tahun). Masa dimana individu mencari identitas diri.
d. Dewasa
Dewasa Awal (21 - 40 tahun). Masa penyesuaian terhadap pola hidup baru dan harapan mengembangkan sifat - sifat, nilai - nilai yang serba baru.
Dewasa Menengah (40 - 60 tahun). Merupakan masa transisi, masa penyesuaian kembali. Masa mendekati masa dewasa.
3. Menurut Erikson
a. Masa Bayi (0 - 11/2 tahun). Masa sebuah kepercayaan harus ditanamkan bahwa dunia ini adalah tempat yang baik baginya.
b. Masa Toddler (11/2 - 3 tahun). Anak mulai memisahkan diri dari ibu dan lainnya kemudian menguasai diri, lingkungan, dan keteampilan dasar. Pengawasan orang tua sangat dibutuhkan untuk mengawasi perkembangan anak.
c. Awal Masa anak - anak (4 - 7 tahun). Anak mulai bersosialisaisi dan menyesuaikan diri dengan kelompok. Orang tua harus memberi contoh yang baik, karena anak akan mencontoh orang dewasa.
d. Akhir masa anak - anak (8 - 11 tahun). Masa berkelompok dan berorganisasi. Orang tua mengajarkan kerajinan, dan mengarahkannya pada hal yang positif.
e. Awal masa remaja (12 - 15 tahun). Masa transisi anak, anak mulai mencari kegiatan yang disenangi, orang tiua perlu mendukung asalkan bersifat positif.
f. Masa remaja sejati (16 - 18 tahun). Masa seorang anak menentukan tujuan hidupnya. Orang tua harus mendukung pilihannya demi kebaikan anak tersebut.
g. Awal masa dewasa (19 - 25 tahun). Seoranng anak mulai mandiri dengan apa yang telah dipilihnya. Bisa bekerja, menikah, atau kuliah.
h. Kedewasaan dan masa tua (25 tahun ke atas). Mulai tumbuh rasa kasih pada lawan jenis dan mulai memikirkan kebijakan-kebijakan dalam kehidupannya.
4. Menurut Havighurst
Menurutnya trugas perkembangan yaitu tugas-tugas yang harus dilakukan oleh seseorang dalam masa hidup tertentu sesuai dengan norma - norma masyarakat serta kebudayaan.
a. Periode bayi dan anak kecil
Anak mulai belajar berjalan, berbahasa, dan mengendalikan geraknya, mulai belajar aturan sesuai jenis kelamin dan berhubungan dengan orang lain. Anak mulai mengenal realita fisik, realita sosial, dan belajar apa yang benar dan apa yang salah.
b. Periode anak sekolah
Mengenal hidup sehat, belajar peranan jenis kelamin, dan belajar berkelompok. Anak mulai belajar membaca, menulis, dan berhitung. Belajar tentang kehidupan sehari-hari dan mengalami perkembangan moralitas.
c. Masa muda
Anak menerima keadaan jasmaninya. Menerima peranan jenis kelamin, belajar mandiri secara emosional, dan belajar bertanggungjawab sebagai bagian masyarakat. Perkembangan gambaran dunia yang sebenarnya dan persiapan mandiri secara ekonomi.
d. Masa dewasa muda
Belajar membentuk keluarga kemudian menemukan kelompok sosial. Menerima tanggungjawab warga negara dan mulai bekerja.
e. Periode usia tengah baya
Menolong anak menjadi dewasa dan menerima terhadap percobaan fisik dan fisiologik. Mencapai tanggungjawab sosial dan warga negara serta mencapai standar hidup ekonomis.
f. Masa dewasa lanjut
Melakukan penyesuaian terhadap menurunnya kekuatan fisik, menyesuaikan dengan kematian teman hidup dan menemukan relasi kelompok. Memenuhi kewajiban sosial dan warga negara. Penyesuaian dengan masa pensiun.
C. Prinsip Perkembangan
1. Perkembangan bersifat progresif, teratur, koheren, dan berkesinambungan. Jadi tahap pertama dan selanjutnya saling berkaitan
2. Perkembangan menuju proses diferensiasi dan integrasi. Maksudnya anak adalah suatu totalitas yang perkembangan aspek fisik-motorik, mental, emosi, dan social saling berkaitan.
3. Perkembangan dimulai dari respons yang sifatnya umum menuju yang sifatnya khusus.
4. Perkembangan berlangsung secara berantai.
- Teori equilibrium mengatakan bahwa individu selalu berusaha mengatasi kesulitannya. Motif utama dari hidup ini adalah melepaskan diri dari semua rintangan untuk mencapai kepuasan dan keseimbangan batin.
- Teori Disequilibrium, menurut teori ini anak justru tidak mencari keseimbangan, dan sengaja mencari ketidakseimbangan dengan mencoba macam-macam aktivitas sesuai potensinya.
5. Kecepatan perkembangan anak yang satu berbeda dengan yang lain, baik perkembangan organ atau aspek kejiwaannya.
6. Perkembangan manusia tidak tetap terkadang naik terkadang turun. Menurut ahli psikologi anak biasanya mengalami masa krisis yakni krisis pertama pad usia 2 - 3 tahun anak menjadi egois dan bertingkah laku mendahulukan kepentingan pribadi. Krisis kedua pada usia 14 - 17 tahun anak sering membantah orang tua dalam mencapai identitas diri.
7. Perkembangan mendorong anak mempertahankan diri dari hal-hal yang negatif.
8. Perkembangan mengalami masa peka yaitu masa saat fungsi jasmani dan rohani berkembang dengan cepat.
9. Perkembangan tidak hanya dipengaruhi faktor pembawaannya tetapi didukung oleh lingkungan. Faktor pembawaannya hanyalah bakat untuk memberikan kemungkinan berkembang saja.
D. Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan
1. Faktor heriditas
Perkembangan manusia ditentukan oleh pembawaannya sejak lahir baik dari keturunan orang tua, nenek moyang, atau karena memang ditakdirkan demikian.
2. Faktor lingkungan
Akan baik atau buruk seorang anak sangat dipengaruhi oleh pendidikan dan bakat pembawannya dapat ditutup dengan pendidikan.
E. Aliran Psikologi dan Implikasinya Dalam Pembelajaran
1. Aliran Nativisme
Berpendapat bahwa perkembangan manusia sangat ditentukan bakatnya sejak lahir sehingga pengalaman tak berpengaruh apa - apa. Jadi anak harus diberi kebebasan mencari apa yang mereka perlukan.
2. Aliran empirisme
Menurut aliran empirisme seorang anak bagaikan kertas putih ketika dilahirkan dan lingkungan adalah tintanya sehingga akan jadi seperti apa kertas itu tergantung tinta yang melukisnya, sehingga pendidikan harus diberikan dengan baik agar anak dapat menerapkannya dalam masyarakat.
3. Aliran konvergensi
Aliran konvergensi menganggap factor hriditas dan lingkungan sama pentingnya.Bakat tak berarti tanpa pendidikan dan sebaliknya pengalaman tanpa bakat tak kan mampu berkembang dengan baik. Pendidikan perlu diberikan dengan tetap memperhatikan bakat siswa. Pendidikan formal yang diikuti bias ditmbahkan extrakulikuler sesuai minat atau bakat.
4. Aliran ?Gestalt
Aliran gestalt menurutnya kesadaran dan jiwa manusia tidak mungkin dianalisis ke dalam elemen-elemen. Keseluruhan lebih dari penjumlahan unsur-unsurnya. Keseluruhan lebih dulu ditanggapi perbagiannya, dan bagian-bagian tersebut harus memperoleh makna keseluruhan. Siswa diajak mempelajari konsep - konsep mata pelajaran, lalu diberi penjelasan mengenai konsep tersebut.
5. Aliran behaviorisme
Mengatakan bahwa manusia lahir tak membawa apa-apa, manusia berkembang berdasarkan stimulus dari lingkungan dan seluruh perilaku manusia adalah hasil belajar. Pendidik harus menciptakan lingkungan belajar yang merangsang anak untuk belajar.
6. Aliran Konstruktivisme
Berpendapat bahwa dalam belajar anak itu aktif membangun pengetahuan tentang dunianya. Karena itu belajar dianggap sebagai proses yang bersifat personal dan aktif. Pendidik perlu memberikan rangsangan ( tugas ) agar siswa aktif mencari tahu untuk membangun pengetahuan pada dirinya.
7. Aliran humanism
Memandang bahwa belajar bukan sekedar pengembangan kualitas kognitifnya saja, tetapi melibatkan seluruh aspek yang ada. Dalam belajar mungkin perlu adanya variasi, seperti menggambar di taman atau halaman agar fisik dan sosialisasi dengan lingkunganpun tetap ada dalam belajar.
8. Aliran kognitif
Menurut aliran kognitif perkembangan kognitif ditentukan oleh manipulasi dan interaksi aktif anak dengan lingkungan. Pendidik harus menciptakan suasana lingkungan yang baik, menarik tetapi tetap membuat anak belajar atau berpikir.
Pertumbuhan adalah perubahan kearah yang semakin meningkat hingga batas tertentu dantidak mungkin menurun lagi. Sedangkan perkembangan adalah tahapan - tahapan perubahan yang berlangsung sepanjang usia. Perkembangan tidak ada batasnya dan kadang mengalami penurunan dan kadang berhenti.
Jadi perkembangan itu saling berkesinambungan dan berkaitan antara aspek yang satu dengan yang lainnya. Perkembangan bersifat umum menuju yang khusus dan berlangsung secara berantai. Terkadang anak mencari sendiri aktivitas sesuai potensinya dan tidak selalumencari keseimbangan. Kecepatan perkembangan seorang anak berbeda denngan yang lain dan berlangsung tidak tetap terkadang naik dan juga turun. Perkembangan mengalami masa peka dan mendorong anak menghindari hal-hal negative. Perkembangan tidak hanya ditentukan oleh bakat pembawaannya, tetapi juga bergantung pada lingkungannya sehingga anak perlu diberi pendidikan untuk perkembangannya.
Stress
DEFINISI STRESS
Menurut cooper (1994), Stess dapat didefinisikan sebagai tanggapan atau proses internal atau eksternal yang mencapai tingkat keteganagn fisik dan psikologis sampai pada batas atau melebihi batas kemampuan subyek. Stress sangat bersifat individual pada dasarnya bersifat merusak bila tidak ada keseimbangan antara daya tahan mental individu dengan bebena yang dirasakannya (Hager,1999) Bahkan, Stress dapat mempengaruhi fungsi alat alat tubuh (Hawari,2000)
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa stress adalah suatu ketegangan yang memberikan dampak negatif bagi manusia dari segi fisik maupun psikis yang merupakan akibat dari segala tuntutan yang harus diselesaikannya.
MACAM MACAM STRESS
- Eustress
Yaitu stress yang memiliki dampak positif karena mampu mendorong individu-individu untuk melakukan hal hal terbaik dalam masalahnya.
- Distress
Yaitu stress yang meiliki dampak negative karena memberikan energy menyakitkan atau merugikan bahkan dapat menyebabkan :
a. Depresi
Hal ini ditandai munculnya rasa sedih, kesepian, merasa tidak berarti, berpikir untuk mati, sulit tidur, sering menangis, dan merasa tidak mampu lagi untuk berdiri.
b. Kecemasan
Hal ini ditandai denagn sering merasa tegang , kawatir, mudah marah, dan sering merasa takut.
Selain itu, Weiten (1992) menjelaskan adanya empat jenis stress, antara lain :
- Frustasi
Kondisi dimana seorang merasa jalan yang ditempuh untuk meraih tujuan terhambat
- Konflik
Kondisi ini muncul ketika dua atau lbih perilaku saling berbenturan, dimana masing masing perilaku tersebut butuh untuk diekspresikan atau malah saling memberatkan.
- Perubahan
Kondisi yang dijumpai ternyata merupakan kondiisi yang tidak semestinya seta membutuhkan adanya suatu penyesuaian.
Kondisi dimana terdapat suatu harapan yang sangat besar terhadap seseorang untuk melakukan perilaku tertentu.
MODEL-MODEL STRESS
Beberapa model-model stress (vivien, 2009), yaitu :
Model stress berdasarkan stimulus
Hukum elastisitas. Jika train yang dihasilkan melampaui batas elastisistasnya maka kerusakan akan terjadi. Stress sebagai cirri-ciri dari stimulus lingkungan yang dalam beberapa hal dianggap menggagu atau merusak. Stressor eksternal kan menimbulkan reaaksi stress atau strain dalam diri individu. Stress sebagai sesuatu yang dipelajari
Model stress berdasarkan respon
Menurut Selye (1982), terdiri dari 3 tahapan yaitu :
Reaksi alarm : respon siaga (fight or flight. Peningkata cortical hormon, emosi dan ketegangan
Fase perlawanan (resistance) : Bila respon adaftif tidak mengurangi persepsi terhadap ancaman, ditandai hormon kortikal tetap tinggi. Usaha fisiologis untuk mengatasi stress mencapai kapasitas penuh.
Reaksi kelelahan : Perlawanan terhadap stress yang berkepanjangan mulai menurun, fungsi otak tergantung perubanhan metabolisme, sistem kekebalan tubuh menjadi kurang efisien dan penyakit yang serius mulai timbul saat kondisi menurun.
Model stress berdasarkan transaksional
Lingkungan dan individu terjadi proses penilaian kognitif (cognitive approsial)
Individu bervariasi dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannnya yaitu dengan melakukan coping terhadap berbagai tuntutan
TAHAPAN STRESS
Menurut patel (1996) menjelskan adanya berbagai jenis reaksi stress yang umumnya dialami manusia meliputi :


Too little stress
Dalam kondisi ini seseorang belum mengalami tantangan yang berat dalam memenuhi kebutuhan pribadinya. Seluruh kemampuan belum sampai dimanfaatkan, serta kurangnya stimulasi mengakibatkan munculnya kebosanan dan kurangnya makna dalm tujusn hidup.
Optimum stress
Seseorang mengalami kehidupan yang seimbang pada situasi “atas” maupun “bawah” akibat proses manajemen yang baik oleh dirinya.
Yoo much stress
Dalam kondisi ini seseorang merasa telah melakukan pekerjaan yang terlalu banyak setiap hari. Dia mengalami kelelahan fisik maupun emosional, serta tidak mampu mnyediakan waktu nuntuk beristirahat . Kondisi ini dialami secara terus meneerus tanpa memperoleh hasil yang diharapkan.
Breakdown stress
Ketika pada tahap too much stress individu tetap meneruskan usahanya pada kondisi yang statis, kondisis akan berkembang menjadi adanya kecenderungan neurotis yang kronis atau munculnya rasa sakit psikonomatis.
GEJALA GEJALAA STRESS
Gejala psikologis
 Kecemasan, ketegangan, kebingungan dan mudah tersinggung
 Perasaan frustasi
 Sensitif & Hyperreactivity
 Memendam perasaan, menarik diri, depresi
 Komunikasi yang tidak efektif
 Perasaan terkucil & terasing
 Kelelahan mental
 Kehilangan spontanitas dan kreativitas
 Menurunya rasa percaya diri

Gejala Fisiologis
 Menigkatnya denyut jantung, tekanan darah , dan kecendderungan mengalami penyakit
kardiovaskular
 Meningkatnyaa sekeresi dan hormone stress
 Gangguan gastrointestinal
 Meningkatnya frekuensi dari luka fisik dan kecelakaan.
 Kelelahan secra fisik
 Gangguan penapasan
 Gangguan pada kulit
 Sangguan tidur
 Rusaknya fungssi imun tubuh, termasuk resiko tinggi kemungkinan terkena kanker

Gejala perilaku
 Menurunyya prestasi
 Meningkatnya gangguan minuman keras dan obat obatan
 Perilaku makan yang tidak normal
 Meningkatnya agresitivitas, vamdalisme, dan kriminalitas
 Menurunya kualitas hubungan interpersonap dengan keluarga dan teman
 Kecenderungan untuk melakukan bunuh diri
PENYEBAB STRESS
Luthans (1992) menyebutkan bahwa penyebab stress (stressor) terdiri dari empat hal utama, yakni :
- Extra organizational stressor, yang terdiri dari perubahan social atau teknologi, keluarga, relokasi, keadaan ekonomi dan keuangan,ras dan kelas, dan keadaan komunitas atau yempat tinggal.
- Organizational stressor
- Group stressorIndividual stessor

Sedangkan cooper dan Davidson (1991) membagi penyebab stress menjadi dua :
a. Group stresssors
b. Individual stressor
2. General Adaptation Syndrom (GAS)
ada beberapa fase :
a. Fase Alarm ( Waspada)
Melibatkan pengerahan mekanisme pertahanan dari dalam tubuh dan pikiran untuk menghadapi stressor. Reaksi psikologis dan reaksi fisiologis.
Tanda-tanda fisik :
- Curah jantung meningkat
- Peredaran darah cepat
- Banyak organ tubuh terpengaruh
- Memengaruhi denyut nadi
- Daya tahan tubuh menurun
Fase alarm melibatkan pengerahan mekanisme pertahanan dari tubuh seperti :
- Pengaktifan hormon yang berakibat meningkatnya volume darah
- Akhirnya menyiapkan individu untuk bereaksi.
Hormon Hormon yang lain akan dilepas untuk meningkatkan kadar gula darah yang bertujuan untuk menyiapkan energi untuk keperluan adaptasi, teraktifasinya epineprin dan norepineprin mengakibatkan denyut jantung meningkat dan peningkatan aliran darah ke otot. Peningkatan ambilan O2 dan meningkatnya kewaspadaan mental.
Aktifitas hormonal yang luas ini menyiapkan individu untuk melakukan “ respons melawan atau menghindar “. Respon ini bisa berlangsung dari menit sampai jam. Bila stresor masih menetap maka individu akan masuk ke dalam fase resistensi.
b. Fase Resistance (Melawan)
Individu mencoba berbagai macam mekanisme penanggulangan psikologis dan pemecahan masalah serta mengatur strategi. Tubuh berusaha menyeimbangkan kondisi fisiologis sebelumnya kepada keadaan normal dan tubuh mencoba mengatasi faktor-faktor penyebab stress. Bila teratasi gejala stress menurun àtau normal tubuh kembali stabil, termasuk hormon, denyut jantung, tekanan darah. Individu tersebut berupaya beradaptasi terhadap stressor, jika ini berhasil tubuh akan memperbaiki sel – sel yang rusak. Bila gagal maka individu tersebut akan jatuh pada tahapa terakhir dari GAS.
c. Fase Exhaustion (Kelelahan)
Merupakan fase perpanjangan stress yang belum dapat tertanggulangi pada fase sebelumnya. Energi penyesuaian terkuras. Timbul gejala penyesuaian diri terhadap lingkungan seperti sakit kepala, gangguan mental, penyakit arteri koroner, dll. Bila usaha melawan tidak dapat lagi diusahakan, maka kelelahan dapat mengakibatkan kematian.
Tahap ini cadangan energi telah menipis atau habis, akibatnya tubuh tidak mampu lagi menghadapi stres. Ketidak mampuan tubuh untuk mepertahankan diri terhadap stressor inilah yang akan berdampak pada kematian individu tersebut.

Referensi :

Alisjahbana, A., Sidharta, M, Davidoff, M.A.W, 1991, Menuju kesejahteraan Jiwa, Jakarta; Penerbit, PT Gramedia
Fatimah, N. (2006). Psikologi perkembangan. Bandung : Pusaka Setia
Haditono (1984). Psikologi umum. Yogyakarta , Penerbit Andi
J.P.Chaplin (1972). ). Psikologi Perkembangan. Jakarta; Penerbit, PT Gramedia
cooper dan Davidson (1991) ; pengalih bahasa, Dominicus Rusdin-Jakarta; Bhuana Ilmu Populer, 2005.
Selye , 2006. Psikologi Remaja.Bandung: Pustaka Setia

Kepribadian Sehat Menurut Rogers, Maslow, Erich Fromm

Pertumbuhan kepribadian di tengah – tengah kita sangatlah minim diperhatikan baik itu dalam serangan dari luar dan dari dalam diri. Kebanyakan yang mengalami gangguan kepribadian adalah mereka yang kurang memhami betapa pentingnya kesehatan mental yang tumbuh dalam diri mereka masing – masing. Studi tentang potensi manusia untuk pertumbuhan sudah lama dia abaikan dalam psikologi yang pertama- tama memeriksa sakit jiwa bukan kesehatan jiwa. Akan tetapi dalam tahun – tahun belakangan ini, ahli – ahli psikologi yang jumlahnya meningkat mulai mengakui kapasitas untuk bertumbuh dan berkembang dalam kepribadian manusia.
Ahli – ahli psikologi pertumbuhan ini telah memilki suatu pandangan yang segar terhadap kodrat manusia . Apa yang mereka lihat adalah suatu tipe orang yang berbeda dari apa yang digambarkan oleh behaviorisme dan psikoanalisis, bentuk – bentuk psikologi tradisional. Ahli – ahli psikologi humanistic semakin kritis terhadap tradisi – tradisi ini, mereka percaya bahwa behaviorisme dan psikoanalisis memberikan pandangan – pandangan terbatas tentang kodrat manusia,mengabaikan punack – puncak yang akan didaki oleh orang – orang yang memilki potensi. Tuduhan dari pengeritik – pengeritik ini ialah bahwa behaviorisme memperlakukan manusia sebagai suatu mesin’’ suatu system komplek yang bertingkah laku menurut cara – cara yang sesuai dengan hukum. Selain itu da psikonalisis yang memberikan kita sisi pincang kodrat kita sebagai manusia yaitu pada tingkah laku , psikotis , neurotis.
Kepribadian Sehat menurut Carl Rogers
Carl Rogers adalah seseorang yang menyatakan pada terapi berpusat pada klien, dimana metode ini menganggap bahwa individu yang terganggu memilki suatu tingkat kemampuan dan kesaran tertentu dan mengatakan kepada kita banyak tentang pandangan rogers mengenai kodrat manusia. Rogers percaya bahwa orang – orang dibimbing oleh persepsi sadar mereka sendiri tentang diri mereka dan dunia sekitar mereka bukan oleh kekuatan – kekuatan tak sadar yang tidak dapat mereka kontrol.
Dalam karyanya dengan klien – klien, Rogers mempertahankan bahwa kepribadian harus diperiksa dan dipahami melalui segi pandangan pribadi klien, penglaman – pengalamannya sendiri.
Motivasi Orang sehat (Aktualisasi Diri)
Dalm system kepribadian aktualisasi diri yang memelihara , meningkatkan semua segi individu. Karena itu kecendrungan aktualisasi itu memungkinkan organism hidup terus dengan membantu dan mempertahankan kebutuhan – kebutuhan jasmaniah dasar.
Rogers juga percaya bahwa skecendrungan aktualisasi diri ini ditemukan dalam semua makhluk hidup . Karena makhluk hidup memilki prinsip untuk teatp dapat hidup serta adanya dorongan untuk maju , adaptasi dalam sebuah lingkungan, serta mengembangkan drinya.
Perkembangan Diri
Dalam sudut ini menggambarkan sebuah pengertian diri (self concept), Self concept disini merupakan gambaran yang dibentuk melalui suatu akibat dan akan bertambah kompleks interaksi – interaksi dengan orang lain. Adapun penghargaan positif (Positive Regard) , yaitu kebutuhan yang memaksa agar terpuaskan dalam pribadi. Selain itu adapula penghargaan postif bersyarat ( Conditional Positive Regard) dimana kebutuhan yang diberikan dengan rasa tulus , kenyamanan dan takkan hilangnya rasa kasih itu. Sebaliknya Penghargaan positif tanpa bersyarat ( unconditional positive regard) merupakan kebebasan yang diberikan kenyamanan serta kasih tanpa memperlihatkan dengan norma – norma yang telah ada .
Rogers Memberikan lima sifat orang yang berfungsi sepenuhnya
1. Keterbukaan pada Pengalaman
Merupakan kepribadian yang sangat fleksibel , yang tidak hanya melihat dari sudut pengalaman - pengalaman yang diberikan oleh kehidupan , tetapi juga dapat menggunakannya dalam membuka kesempatan – kesempatan persepsi dan ungkapan baru.
2. Kehidupan Eksistensial
Merupakn Kepribadian yang sehat dan terbuka kepada segala sesuatu momen yang terjadi serta terdapat struktur yang dapat berubah dengan mudah sebagai respon atas pengalaman momen yang berikutnya.
3. Kepercayaan Terhadap Organisme Orang sendiri
Sebagai pengalaman yang menghidupkan individu agar jauh lebih sehat dengan mempertimbangkan segi situasi serta memperhitungkan keputusan yang akan memuaskan .
4. Perasaan Bebas
Melihat dari berbagai pilihan serta tidak memilki perasaan bebas dikarenakan terlalu melihat masa depan tergantung hanya pada diri sendiri dan pandangan yang masih terlalu sempit
5. Kreativitas
Mereka spontan , memiliki penyesuain diri yang pasif dan mereka tidak menghiraukan orang lain dapat menerima perlakuan serta tingkah laku mereka.
Disini Rogers memberikan pandangan serta ketegasan mengenai hal penglihatan seseorang akan yang lain baik itu dari pengalaman serta tingkah laku yang hadir dalam setiap individu. Tentu menjadi sesuatu yang menarik yang perlu dipelajari serta didengar. Rogers juga memberikan persepsi tentang sifat aktualisasi dalam diri , agresifitas, persepsi lingkungan serta melihat konsekuensi dari prilaku individu dari suatu lingkungan. Rogers juga memperthankan bahwa kepribadian harus diperiksa dan dipahami melalui segi pandangan pribadi klien, penglaman – pengalamannya sendiri , maka demikian juga dalam kehidupan profesionalnya, dia percaya akan penglaman klie – kliennya. Realitas juga sangat bergantung dari penglaman – pengalaman perceptual seseorang.
Kepribadian Sehat menurut Abraham Maslow
Dia merupakan yang sangat memperhatikan dan memberikan sentuhan pada perkembangan psikologi kepribadian . dikarenakan ia memberikan model mengenai kepribadian Psikologi humasitik. Maslow juga menjelaskan kesehatan kepribadian bukan hanya dipastikan dari sisi orang yang memilki kepribadian yang kurang seperti orang gila, timpang, atau hal keadaaan terburuk, tapi ia memberikan bahwa kelebihan orang sehat dan kurang normal harus juga dipahami.
Maslow juga menyelidiki individu – individu ini dengan menggunakan bermacam – macam tekhnik interview, asosiasi bebas , dan projective techniques dengan orang – orang yang sudah mati – dan menyimpulkan bahwa semua manusia dilahirkan dengan kebutuhan – kebutuhan instinktif. Kebutuhan kebutuhan universal ini mendorong kita untuk bertumbuh dan berkembang, untuk mengaktualisasikan diri kita.
Dalam pandangan humanistic ini manusia memilki potensi lebih banyak daripada apa yang mereka capai. Maslow berpendapat bahwa apabila kita dapat melepaskan potensi itu, maka kita semua dapat mencapai keadaan eksistensi yang ideal yang ditemukannya dalam orang – orangnya yang mengaktualisasi diri.
Dorongan Kepribadian
Dalam pandangan msalow semua mnusia memilki kecendrungan yang dibawa sejak lahir untuk mengaktualisasikan diri. Dalam memuaskan kebutuahan yang berada dalam tingkatan terendah ; Kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan memilki dan dicinta, kebutuhan akan penghargaan, dan aktualisasi diri.
Sifat – sifat Pengaktualisasi Diri
Aktualisasi diri merupakan suatu kebutuhan instinktif , namun aktualiassi diri sangat bergantung pada pengalaman pengalaman masa – masa kanak yang memudahkan atau menghambat perkembangannya kelak. Berbagai pengaktualisasikan diri :
  1. Mengamati Realitas Secara efisien
  2. Penerimaan Umum atas kodrat , orang lain dan Diri sendiri
  3. Spontanistas , Kesedrehanaan, kewajaran
  4. Fokus pada Maslah – maslah di luar negeri Mereka
  5. Kebutuhan akan privasi dan Independensi
  6. Berfungsi secara otonom
  7. Apresiasi yang senantiasa Segar
  8. Pengalaman – pengalaman mistik atau “ Puncak”
  9. Minat sosial
  10. Hubungan Antar Pribadi
  11. Struktur Watak Demokratis
  12. Perbedaan anatar Sarana dan Tujuan antara baik dan buruk
  13. Perasaaan Humor yang tidak menimbulkan permusuhan
  14. Kreativitas
  15. Resistensi Terhadap Inkulturasi
Dalam konsep seorang Abraham Maslow memberikan suatu penjelasan yang amsuk akal tentang apa sebabnya orang – orang yang kelihatannya memilki segala sesuatu. Sebab mereka tidak bisa menunjukan sesuatu yang khusus dalam kehidupan mereka. Mereka belum mengungkapakan perkembanagn mereka yang penuh dan memilki potensi – potensi yang tidak digunakan . Setelah memuaskan kebutuhan – kebutuhan yang lebih rendah, mereka mersa desakan kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri. Orang yang yang mengaktualisasi diri secara baik adalah orang – orang yang sopan santun, jujur, dan penuh perhatian dan masyrakat dapat menjadi tempat kehidupan yang lebih cocok apabila lebih banyak di antara kita menampilkan sifat – sifat ini.
Kepribadian Sehat menurut Erich Fromm
Fromm melihat kepribadian hanya sebagai suatu produk kebudayaan. Karena itu dia percaya bahwa kesehatan jiwa harus di definisikan menurut bagaimna baik nya masyarakat menyesuaikan diri dengan kebutuhan-kebutuhan dasar semua individu, bukan menurut bagaimana baiknya individu-individu menyesuaikan diri dengan masyarakat. Karena itu kesehatan psikologis tidak begitu banyak merupakan usaha masyarakat.
Faktor kunci ialah bagaimana suatu masyarakat memuaskan secukupnya kebutuhan-kebutuhan manusia. Suatu masyarakat yang tidak sehat atau sakit menciptakan permusuhan, kecurigaan, ketidakpercayaan dalam anggota-anggotanya, dan merintangi pertumbuhan penuh dari setiap individu. Suatu masyarakat yang sehat membiarkan anggota-anggotanya mengembangkan cinta satu sama lain, menjadi produktif yang kreatif, mempertajam dan memperhalus tenaga pikiran dan objektivitasnya dan mempermudah timbulnya individu-individu yang berfungsi sepenuhnya.
Tetapi apabila kekuatan-kekuatan sosial mencampuri kecenderungan kodrati untuk pertumbuhan, Akibatnya ialah tingkah laku irasional dan neurotis, masyarakat-masyarakat yang sakit menghasilkan orang-orang yang sakit. Sebagai hasil perkembangan dari analisis-analisis historisnya, Fromm melukiskan hakikat keadaan manusia sebagai kesepian dan ketidakberartian. Menurut Fromm, kita adalah makhluk yang unik dan kesepian. Sebagai akibat evolusi kita dari binatang-binatang yang lebih rendah, kita tidak lagi bersatu dengan alam, kita telah mengatasi alam. Tidak seperti tingkah laku binatang, tingkah laku kita tidak terikat pada mekanisme-mekanisme instinktif.
Akan tetapi perbedaan yang sangat penting antara manusia dan binatang yang lebih rendah terletak pada kemampuan kita akan kesadaran diri, pikiran, dan khayal. Kita mengetahui bahwa kita akhirnya tidak berdaya, kita akan mati, dan terpisah dari alam.
Terdapat kebebasan kepribadian yang lebih besar dalam interaksi-interaksi dengan orang-orang lain dan dengan Allah, dan peranan-peranan sosial lebih fleksibel. Orang lebih mampu memilih kehidupan pribadi. Tentu saja, kita mencapai perasaan bebas yang lebih besar dengan mengorbankan ikatan-ikatan yang telah memberikan perasaan aman dan perasaan memiliki.
Akibatnya, ciri kondisi manusia ialah perasaan isolasi dan alienasi, tidak hanya dari alam tetapi juga dari masyarakat dan sesama kita manusia. Kita bebas dari perbudakan dan tata tertib sosial yang kaku, tetapi karena kita semakin tidak aman, maka kita tidak bebas mengembangkan potensi-potensi kita yang penuh, hakikat yang penuh dari diri kita.
Dorongan Kepribadian
Semua manusia sehat dan tidak sehat didorong oleh kebutuhan-kebutuhan tersebut, perbedaan antara mereka terletak dalam cara bagaimana kebutuhan-kebutuhan ini dipuaskan. Orang-orang yang sehat memuaskan kebutuhan-kebutuhan psikologis secara kreatif dan produktif. Orang-orang yang sakit memuaskan kebutuhan-kebutuhan tersebut dengan cara-cara irasional.

Fromm mengemukakan lima kebutuhan yang berasal dari dikotomi kebebasan dan keamanan:
1. Hubungan
Fromm percaya bahwa pemuasan kebutuhan untuk berhubungan atau bersatu dengan orang-orang lain ini sangat penting untuk kesehatan psikologis. Ada beberapa cara untuk menemukan hubungan. Beberapa cara adalah destruktif (tidak sehat), dan cara-cara lainnya konstruktif (sehat). Seseorang dapat berusaha untuk bersatu dengan dunia dengan bersikap tunduk kepada orang lain, kepada suatu kelompok, atau kepada sesuatu yang ideal, seperti Tuhan. Dengan menundukan diri, orang tidak lagi sendirian, tetapi menjadi milik dari seseorang atau sesuatu yang lebih besar daripada dirinya sendiri. Kemungkinan lain seseorang dapat berusaha untuk berhubungan dengan dunia dengan menguasainya, dengan memaksa orang-orang lain tunduk kepadanya.
2. Trasendensi
Erat hubungannya dengan kebutuhan hubungan ialah kebutuhan manusia untuk mengatasi atau melebihi peranan-peranan pasif sebagai ciptaan. Karena menyadari kodrat kelahiran dan kematian aksidental dan watak eksistensi yang serampangan, manusia didorong untuk melebihi keadaan tercipta menjadi pencipta, pembentuk yang aktif dari kehidupannya sendiri.
3. Berakar Cara yang ideal
Dengan mepertahankan ikatan-ikatan sumbang dalam setiap tingkat, seseorang menutup pengalaman-pengalaman tertentu dan membatasi cinta dan solidaritas hanya untuk beberapa manusia. Situasi ini tidak membiarkan perhatian, pembagian, dan partisipasi penuh dengan dunia pada umumnya yang merupakan suatu syarat untuk kesehatan psikologis.
4. Perasaan identitas
Proses dimana seseorang mencapai suatu perasaan tertentu tentang identitas diri. Sejauh mana kita masing-masing mengalami suatu perasaan yang unik tentang diri (selfhood) tergantung pada bagaimana kita berhasil memutuskan ikatan-ikatan sumbang dengan keluarga, suku, atau bangsa kita. Orang-orang dengan perasaan individualitas yang berkembang baik mengalami diri mereka seperti lebih mengontrol kehidupan mereka sendiri, dan kehidupan mereka tidak dibentuk oleh orang-orang lain. Dengan cara ini, identitas ditentukan berdasarkan kualitas-kualitas suatu kelompok, bukan berdasarkan kualitas-kualitas diri.
5. Kerangka orientasi Dasar
Semakin objektif persepsi kita, semakin juga kita berhubungan dengan kenyataan, jadi semakin matang dan semakin tangkas pula kita dalam menanggulangi dunia luar. Pikiran harus dikembangkan dan diterapkan dalam semua segi kehidupan. Suatu yang kurang ideal dalam membangun suatu kerangka orientasi adalah lewat irasionalitas.
Kepribadian yang sehat menurut Erich Fromm adalah pribadi yang produktif yaitu pribadi yang dapat menggunakan secara penuh potensi dirinya. Kepribadian yang sehat menurut Fromm ditandai beberapa hal antara lain pola hubungan yang sehat (konstruktif), bukan atas dasar ketergantungan ataupun kekuasaan dalam hubungan dengan orang lain, kelompok, dan Tuhan. Transendensi (kebutuhan untuk melebihi peran-peran pasif, melampaui perasaan tercipta menjadi pencipta yang aktif-kreatif). Perasaan berakar yang diperoleh melalui persaudaraan dengan sesama umat manusia, perasaan keterlibatan, cinta, perhatian, dan partisipasi dalam masyarakat. Perasaan identitas sebagai individu yang unik. Memiliki kerangka orientasi (frame of reference) yang mendasari interpretasinya yang objektif terhadap berbagai peristiwa.

Sumber :
Kholil Lur Rochman 2010. Kesehatan Mental. STAIN Press. Purwokerto
Chaplin.J.P. 1981. Kamus Lengkap Psikologi. PT. RajaGrafindo Persada.,Jakarta
Schultz Duane.1991.Psikologi Pertumbuhan.Kanisius. Yogyakarta

DEPRESI

kata pengantar
Pertama-tama saya ucapkan terima kasih kepada Allah SWT atas berkat dan rahmatnya saya dapat menyelesaikan tugas ini sebaik mungkin dan juga saya berterima kasih kepada ibu dosen yang telah memberi pengarahan sehingga tugas saya ini dapat terselesaikan. Apabila dalam tugas saya ini terdapat kesalahan harap dimaklumi karena saya masih pada tahap pembelajaran dan mohon masukan dan kritik yang membangun agar tugas saya diwaktu yang akan datang bisa lebih baik lagi, semoga tugas yang saya tulis mengenai “ Depresi ” dapat bermanfaat bagi kita semua.
Pendahuluan
Depresi merupakan salah satu gangguan alam perasaan yang ditandai dengan perasaan sedih yang berlebihan, murung, tidak bersemangat, merasa tidak berharga, merasa kosong, dan tidak ada harapan, berpusat pada kegagalan dan menuduh diri, dan sering disertai iri dan pikiran bunuh diri, klien tidak berminat pada pemeliharaan. Diri dan aktivitas sehari-hari. (Kelliat, B.A, 1996). Menurut Chaplin (2005) depresi adalah pada orang normal yang mengalami ganguan kemurungan (kesedihan, patah semangat) yang ditandai dengan perasaan tidak pas, menurunnya kegiatan, dan pesimisme menghadapi masa yang akan datang, pada kasus patlogis, merupaan ketidakmauan ekstrim untuk mereaksi terhadap rangsang disertai menurunnya nilai diri, delusi ketidakpasan, tidak mampu, dan putus asa. Para psikiater berpandangan bahwa banyak sekali depresi merupakan respon terhadap stress emosional daripada penyakit atau sakit tertentu. Kebanyakan dokter melakukan perawatan lewat strategi individual dan berbagai teknik manajemen stress.
Dasar Teori
1) Teori Psikodinamik
Gangguan alam perasaan depresi dapat terjadi karena ketidakseimbangan elektrolit, yaitu perubahan natriun dan kalium didalam neuron (Gibbson dikutip dari Towsend , M C, 1995). Perubahan biokimia (noreefinefrin, dopamine dan serotonin) juga mempengaruhi keadaan emosional individu. Rendahnya kadar noreefinefrin dan dopamine mengakibatkan individu berada dalam episode depresi dan sebaliknya meningkatkan kadar norefinefrin dan dopamine didalam otak mengakibatkan perilaku maniak.
2) Teori Agresi berbalik
Depresi diakibatkan oleh perasaan marah yang yang dialihkan pada diri sendiri. Freud mengatakan bahwa kehilangan obyek, ambivalen antara perasaan benci dan cinta dapat berbalik menjadi perasaan menyalahkan diri sendiri.
3) Teori Kehilangan
Berhubungan dengan faktor perkembangan misalnya kehilangan orang tua pada masa anak, perpisahan yang bersifat traumatis denagn orang yang sangat dicintai, individu tidak berdaya mengatasi kehilangan.
d. Teori Kognitif
Depresi terjadi sebagai akibat gangguan perkembangan terhadap penilaian diri, yaitu penilaian negatif terhadap diri, sehingga terjadi gangguan proses pikir. Individu menjadi pesimis dan memandang dirinya tidak adekuat dan tidak berharga serta hidup sebagai tidak harapan.
Aaron Beck (teoritis kognitif) menghubungkan pengembangan depresi dengan adopsi dari cara berfikir yang bias atau terdistorsi secara negatif di awal kehidupan. Konsep ini dikenal dengan istilah ’segi tiga kognitif dari depresi’ (cognitive triad of depression).
Aspek dari segi tiga tersebut adalah:
a. Pandangan negatif tentang diri sendiri
b. Pandangan negatif tentang lingkungan
c. Pandangan negatif tentang masa depan
Berbagai jenis distorsi kognitif yang diasosiasikan dengan depresi:
a. Cara berfikir ”semua atau tidak sama sekali” (all or nothing thinking)
b. Generalisasi yang berlebihan
c. Filter mental
d. Mendiskualifikasikan hal-hal positif
e. Tergesa-gesa membuat kesimpulan
f. Membesar-besarkan dan mengecilkan (catastrophic thinking)
g. Penalaran emosional
h. Pernyataan-pernyataan keharusan
i. Memberi label dan salah melabel
j. Melakukan personalisasi
Ciri-Ciri Depresi
1. Gampang Naik Darah
2. Capek
3. Jadi Lemot
4. Insomnia
5. Nafsu makan berubah
6. Jadi sensi
7. Merasa dirinya tidak berguna
8. Kepercayaan dirinya merosot
9. Cenderung menutup diri dari pergaulan sosial.


Penyebab Depresi
Secara umum orang mengalami depresi karena salah satu kejadian atau situasi sebagai berikut:
1) Kehilangan orang yang dicintai, mungkin karena kematian
2) Peristiwa traumatis atu stressfull, misalnya mengalami kekerasan, deprifasi sosial yang kronik atau penolakan sosial.
3) Penyakit fisik yang kronis
4) Obat- obatan atau narkoba
5) Adanya penyakit mental lain
6) Seseorang yang mempunyai orang tua atau saudara kandung yang mengalami depresi akan mengalami peningkatan resiko mengalami depresi juga.

Secara khusus faktor- faktor yang menyebabkan depresi adalah sebagai berikut:
A. Faktor genetik
B. Faktor Biokimia
C. Faktor Lingkungan

Tipe Gangguan Depresi
Menurut DSM IV Gangguan depresi terbagi dalam 3 kategori (Wenar & Kerig, 2000), yaitu:
1. Gangguan depresi berat (Mayor depressive disorder).
2. Gangguan distimik (Dysthymic disorder)
3. Gangguan afektif bipolar atau siklotimik (Bipolar affective illness or cyclothymic disorder).

Klasifikasi Depresi
Menurut PPDGJ klasifikasi depresi adalah sebagai berikut :
1. Episode depresif ringan
2. Episode depresif sedang
3. Episode depresif berat tanpa gejala psikotik
4. Episode depresif berat dengan gejala psikotik
contoh kasus :
Dari tipe-tipe depresi salah satu tipe yang terjadi pada kisaran usia 30 tahunan ialah Ganguan Depresi Berat, seperti contoh kasus yang di bawah:
Bapak Juned adalah seorang bapak berusia pertengahan 30-an. Ia datang berkonsultasi ke psikiater atas anjuran dari salah seorang rekannya. Saat datang untuk pertama kalinya, terlihat bahwa mimik wajahnya murung dan nampak tidak bersemangat. Ketika dilakukan wawancara dan pemeriksaan psikiatrik, suaranya pelan, gerak-geriknya minimal, dan ia sering menanyakan ulang pertanyaan yang ditanyakan oleh psikiater pemeriksa.
Bapak Juned menceritakan bahwa ia sudah merasa sedih berkepanjangan di mana hampir tak ada satu haripun ia merasa bahagia selama 1 bulan terakhir dan aktivitasnya terbatas di dalam rumah saja. Satu bulan lalu ternyata ia baru saja di PHK dari pekerjaannya. Rasa sedihnya disertai dengan penurunan berat badan yang nyata sekitar 3-4 kg karena hilangnya nafsu makan, kehilangan semangat dalam melakukan aktivitas sehari-hari, sulit untuk jatuh tidur atau kalau pun bisa ia mudah sekali terbangun dari tidurnya.
Setelah beberapa saat kemudian,Bapak Juned bercerita bahwa perasaan sedihnya bertambah parah semenjak dua minggu terakhir, ia menjadi mudah menangis tanpa sebab-sebab yang jelas dan ia merasa pesimis dengan masa depannya serta keluarganya. Akhir-akhir ini, ia berpikir bahwa hidupnya tidak berharga dan lebih baik ia mati saja. Semenjak di PHK Bapak Juned juga tidak pernah lagi mencoba mencari pekerjaan baru karena merasa putus asa dengan hidupnya selain itu saat ini dia menjadi menarik diri dari pergaulan padahal dahulu ia dikenal sebagai orang yang aktif dalam kegiatan RT di lingkungannya. Rasa sedihnya menjadi bertambah parah karena Bapak juned mulai kebingungan akan pembiayaan hidupnya sehari-hari beserta keluarganya.

Dampak Depresi
- Terganggunya fungsi social dan fungsi pekerjaan
- Mengalami kesulitan untuk berkonsentrasi
- Mengalami ketidak berdayaan yang dipelajari
- Tindakan bunuh diri yang menyebabkan kematian
- Hilangnya rasa percaya diri, semangat hidup, kreativitas, antusiasme dan optimisme.
- Menjadi pesimis memandang hidupnya, seakan hilang harapan, tidak ada yang bisa memahami dirinya.
Treatment Untuk Mengatasi Depresi
Orang yang terkena depresi harus segera ditangani karena kalau berkepanjangan, dapat mengakibatkan bunuh diri yang berujung pada kematian. Makin lama seseorang mengalami depresi, makin lemah daya tahan mentalnya, makin habis energynya, makin habis semangatnya, makin terdistorsi pola pikirnya sehingga dia tidak bisa melihat alternative solusi, tidak bisa melihat ke depan, tidak menemukan harapan, tidak bisa berpikir positif. Ini menyebabkan orang melihat bahwa bunuh diri menjadi solusi satu-satunya.
Depresi akan lebih baik ditangani dengan psikoterapi karena dengan psikoterapi, Dibantu untuk menemukan akar permasalahannya dan melihat potret diri secara lebih obyektif. Psikoterapi ditujukan untuk membangun pola pikir yang obyektif dan positif, rasional dan membangun strategi yang sehat dalam menghadapi masalah. Keterbukaan remaja untuk mengemukakan masalah yang sedang dihadapinya akan membantu proses penyembuhan dirinya. Ada beberapa terapi yang dapat dilakukan untuk mengatasi depresi pada remaja, yaitu:
1. CBT (Cognitive Behavioral Therapy)
CBT digunakan untuk memperbaiki distorsi kognitif dalam memandang diri dan masa depan sehingga akan memunculkan suatu kekuatan dari dalam dirinya bahwa dirinya mampu untuk mengatasi masalah tersebut.
2. Psychodinamic Psychotherapy
Psychodinamic Psychotherapy digunakan untuk membantu remaja memahami, mengidentifikasi perasaan, meningkatkan rasa percaya diri, meningkatkan kemampuan untuk berinteraksi dengan orang lain dan mengatasi konflik yang sedang dialami.
3. Interpersonal Psychoterapy
Interpersonal Psychoterapy digunakan untuk mengatasi depresi yang disebabkan oleh peristiwa-peristiwa yang menyebabkan kesedihan atau trauma, kesulitan untuk berinteraksi dengan orang lain.
4. Terapi Suportif
Terapi suportif digunakan untuk mengurangi taraf depresi. Banyak faktor yang menentukan keberhasilan terapi saat awal mengalami depresi, beratnya depresi, motivasi, kualitas terapi, dukungan orangtua, kondisi keluarga (apakah orangtua juga menderita depresi atau tidak, ada atau tidak konflik dengan keluarga, kehidupan yang penuh stres atau tidak, dsb). Selain itu, juga diperlukan terapi keluarga untuk mendukung kesembuhan remaja penderita depresi.

Semoga pembahasan tentang depresi pada remaja, dapat memberikan manfaat bagi Anda dan dapat mencegah meningkatnya jumlah remaja yang mengalami depresi serta membantu menciptakan hubungan yang lebih sehat antara orangtua dengan anaknya.
Kesimpulan
Jadi Depresi bisa terjadi pada semua usia baik anak-anak, remaja, bahkan orang dewasa sekalipun, pada pembahasan diatas ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya Depresi antara lain faktor genetik, biokimia, dan faktor Lingkungan. Menurut Chaplin (2005) depresi adalah pada orang normal yang mengalami ganguan kemurungan (kesedihan, patah semangat) yang ditandai dengan perasaan tidak pas, menurunnya kegiatan, dan pesimisme menghadapi masa yang akan datang dan gejala-gejala Depresi yaitu : Gampang naik darah, capek, jadi lemot, insomnia, nafsu makan berubah, jadi sensi, merasa dirinya tidak berguna, kepercayaan dirinya merosot, cenderung menutup diri dari pergaulan sosial.