WELCOME

Assalamu'alaikum...

Ahlan Wasahlan.....

Toek Para Blogger yg baek ati...
nyoook singgah di blog ayeee....
gag pake' uang muka kuuuug...heheheheh..

n' atu age neh...
mohon kritik n' saran yg membangun yea wad Blog we kedepannyeee...^_^

Jumat, 22 April 2011

Pengertian STRES

Stress adalah suatu kondisi dimana keadaan tubuh terganggu karena tekanan psikologis. Biasanya stress dikaitkan bukan karena penyakit fisik tetapi lebih mengenai kejiwaan. Akan tetapi karena pengaruh stresss tersebut maka penyakit fisik bisa muncul akibat lemahnya dan rendahnya daya tahan tubuh pada saat tersebut.
Stress berasal dari kata Perancis retrecir, berarti kesempitan, suatu penyempitan, atau faktor pembatasan kekuatan. Jenis stress yang paling berbahaya – stress negatuf – umumnya terjadi ketika kamu memandang perubahan dan tekanan sebagai suatu beban serta menaggapi peningkatan tuntutan sebagai ancaman. Kamu merasakan frustasi atau ketidakberdayaan, dan cenderung untuk menganggap diri sebagai korban dari keadaan sekitar.
Pengulangan atau berlarutnya stress negatif dapat menyebabkan berbagai reaksi kejiwaan yang kompleks, yang barangkali melibatkan lebih dari 1.500 perubahan kimia yang berbeda dalam otak dan tubuh. Hal itu bahkan dapat membawa kita pada kelelahan energi mental dan fisik, serta melemahkan sistem kekebalan tubuh.
Ketika kamu dihadapkan pada kejadian yang menyebabkan stress, kalau kamu bereaksi secara negatif pada stress, pembawa pesan kimia otak, yang dibawah otak kamu akan memberi perintah pada kelenjar adrenal untuk megghasilkan kortisol. Impuls saraf juga merangsang adrenalin, yang bergelombang memasuki aliran darah dan menyiagakan tubuh dengan merangsang jutaan serabut saraf tertentu. Baik adrenalin dan kortisol membangkitkan tekanan darah selama stress. Adrenalin meningkatkan kekentalan darah (elemen penggumpalan darah), sementara kortisol meningkatkan jumlahnya, sehingg dapat mengakibatkan penggumpalan yang melekat pada dinding pembuluh nadi, ,membuatnya menjadi sempit. Kelebihan adrenalin juga dapat mengerutkan dan memutuskan serabut otot jantung, membuat jantung mudah diserang, dan oleh karenanya akan melemahkan jantung. Kelebihan kortisol juga dapat membangkitkan kolesterol, yang turut menyumbang pada pengerasan pembuluh nadi.
Dalam sustu studi yang dilakukan di Harvard, ditemukan bahwa orang yang kurang baik dalam menangani stress, berpotensi ssakit 4 kali lebih besar dibandingkan mereka yang mampu menanggulangi stress secara terampil. Kesalahan pengelolaan “stress negatif” mempengaruhi sistem kekebalan tubuh, fungsi jantung, tingkatan hormon, sistem saraf, ingatan dan pemikiran, koordinasi fisik, serta tingkat metabolisme. Ini membangkitkan kolesterol darah, tekanan darah, dan tingkat keasaman urine; juga meningkatkan resiko masuknya penyakit, termasuk penyakit jantung, kanker, menurunnya kekebalan tubuh, dan bahkan demam biasa. Selain itu, stress negatif juga mempengaruhi sel-sel otak dan daerah-daerah sekitarnya sehingga mengakibatkan penuaan dini pada otak orang dewasa. Pemberondongan hormon stress yang bekelanjutan pada otak menghancurkan penerima hormon serebral dan melemahkan daerah otak yang megendalikan emosi. Stress yang menghasilkan hormon adrenalin – glukokortisoid – juga menghalangi masuknya glukosa ke dalam sel-sel otak, karena itu membunuh mereka.
Kamu yang sering mengalami stress patut waspada terhadap kamampuan otak yang menurun. Pasalnya stress berlebihan akan membuat sel-sel baru di otak mati. Demikian menurut hasil riset yang dipublikasikan dalam Journal of Neuroscience di Inggris. Dalam penelitian terhadap tikus percobaan, para ilmuwan dari Universitas Franklin , Inggris, menemukan adanya penurunan sel pada hippocamus, tepatnya di area otak yang berfungsi untuk proses mengingat, belajar dan emosi. Hippocamus adalah bagian dari otak yang terdiri dari 2 area yang akan terus menumbuhkan sel-sel syaraf sepanjang hidup, baik pada manusia atau tikus.
Menurut tim peneliti, penurunan jumlah sel pada hippocamus ini terjadi karena depresi. Namun matinya sel-sel ini tidak langsung terjadi pada saat seseorang mengalami stress melainkan satu hari kemudian. Dalam risetnya, tim peneliti meletakkan tikus kecil bersama dengan 2 tikus dewasa dalam kandang selama 20 menit. Tikus dewasa ini bersifat menguasai dan mengganggu si tikus kecil. Akibatnya hormon sress dalam tubuh tikus ini meningkat 7 kali lipat dibandingkan dengan tikus yang hanya berada di kandang sendirian. Dan kira-kira apa yang menjadi latar belakang stress yang dialami?
Dari hasil analisa mikroskop terhadap jaringan otak diketahui tingginya hormon stress menyebabkan kemampuan perkembangan sel baru di hippocamus berkurang. Hasil ini sekaligus menyangkal teori sebelumnya yang mengatakan hormon stress akan mengembangkan pertumbuhan sel baru.
Menanggapi hasil riset ini, Profesor David Kendall dari Universitas Nottingham mengatakan memang stress yang berkepanjangan akan menyebabkan pertumbuhan sel saraf di hippocamus menjadi lambat. Tapi menurutnya, stress ringan justru bermanfaat positif untuk tubuh.
Apa Latar Belakang Stresss yang Dialami?
Ketika kamu sedang tegang dan lelah, terdapat suatu kecenderungan alami bahwa permasalaha-permasalahan dalam pekerjaan serta kehidupan kamu tampak semakin besar. Ketidakpuasan tampak seperti malapetaka, sengatan anjuran bermanfaat seperti kritikan, percekcokan sehari-hari, tampak seperti suatu kutukan paribadi dan ada peluang besar bahwa kamu akan marah akibat masalah-masalah sepele.
Kejadian dan masalah yang sama ini tampaknya akan lebih dapat dikelola ketika kamu sedang merasa santai, kuat, serta penuh semangat. Sebenarnya, banyak dari kita membuang sejumlah besar energi dengan bereaksi secara kuat, bahkan kepada penundaan yang paling kecil. Kita seringkali disulitkan dengan pikiran-pikiran seperti “Tak pernah ada cukup waktu” dan “Apa lagi yang dapat salah hari ini?” Kalau kamu memperhatikan perasaan-perasaan kurang waktu, membuat kamu frustasi hari demi hari, itu barangkali satu tanda peringatan awal dari beban stress dan bahwa ketegangan kamu telah memasuki suatu tingkattan kuat dan secara potensial berbahaya. Sekaranglah waktu untuk melakukan sesuatu yang benar – waktu untuk berpikir tentang membuat suatu perubahan.
Ketika kamu sedang tergesa-gesa, pikiranmu sibuk membuat daftar dan memaksamu untuk membuat masing-masing hal terlaksana, maka ingatkanlah dirimu bahwa beberapa diantaranya mungkin dapat menunggu. Bergeraklah maju pada hal-hal yang paling perlu. Jika kamu menggertak orang lain semasa terburu-buru dengan persoalan kamu, berhentilah sejenak dan tanyakan pada dirimu sendiri , “”Apakah pekerjaan ini benar-benar penting?”
Banyak hal yang bisa memicu stress muncul seperti rasa khawatir, perasaan kesal, kecapekan, frustasi, perasaan tertekan, kesedihan, pekerjaan yang berlebihan, Pre Menstrual Syndrome (PMS), terlalu fokus pada suatu hal, perasaan bingung, berduka cita, dan juga rasa takut. Ini dapat diatasai dengan mengadakan konsultasi kepada psikiater atau beristirahat total.
Sumber stress sangat bersifat pribadi dan beragam pada masing-masing individu: apa yang mempengaruhi kamu mungkin sama sekali tidak mengganggu pasangan kamu. Bagaimanapun juga, bagi sebagian besar dari kita,kemampuan untuk tetap tenang dan sehat bergantung pada “perkara kecil”. Bagaimana kita menanggapi gangguan kehidupan sehari-hari – seperti kemarahan, penolakan, kemacetan lalu-lintas, dan lain-lain – sering kali menunjukan stress psikologia serta fisik kita.
Reaksi berlebihanmu merupakan faktor tunggal yang menyebabkan stress.
Sangat sedikit orang yang menyadari bahwa relaksasi sesungguhnya bermakna sustu keadaan – kesiapsiagaan yang penuh ketenangan, ketika kamu bisa memberikan jarak bagi dirimu sendiri dan ketegangan dan gangguan kehidupan, serta mengusahakan sustu pikiran yang lebih jernih dengan kehendakmu sendiri.
Gejala Anda Terjangkit Stress
Berlawanan dengan pemikiran populer, stress itu bukanlah kemalangan atau penyakit. Stress adalah suatu kekuatan-kekuatan - suatu tekanan yang sangat kuat yang dapat dikenali dan disalurkan dengan berguna; jika dilupakan, stress akan menggerogoti usaha-usahamu dan menganggu kesehatan. Oleh karena itu sangatlah penting mempertajam keterampilanmu dalam mengenali tanda-tanda tubuh/ pikiran tertentu yang menyiagakan kamu dan memampukan kamu mengetahui bahwa itulah saatnya mundur. Tanda-tanda kesusahan ini barangkali meliputi yang berikut ini :
1. Urgensi waktu
Berusaha melakukan lebih banyak dalam waktu singkat; terus- menerus memandang sekilas jam tanganmu; menjadi marah ketika orang lain tampaknya terlalu lambat.
2. Ketegangan
Perhatikan otot-ototmu yang mengencang atau postur badanmu menjadi loyo, atau merasakan kebutuhan untuk merenggangkan tubuh, menggerakan, atau mengubah kebiasaan sehari-harimu.
3. Kepenatan
Perasaan penat meningkat dalam pikiran, tubuh dan emosi.
4. Kesalahan
Perhatikan suatu penurunan dalam kinerjamu, seperti membuat kesalahan sembrono, atau perhatikan berkurangnya koordinasi dalam percakapan, tulisan atau gerakanmu.
5. Gangguan
Mendapati pikiranmu berkelana, suliat memusatkan perhatian, sering lupa atau menunda.
6. Kesedihan
Sustu tanggapan emosional – perasaan marah, putus asa, pesimis, atau mudah terluka yang meningkat.
7. Agresi dan Permusuhan
Merasakan suatu gelombang kemarahan kepada orang lain, disertai dengan dorongan untuk mencelakai mereka, atau dengan keinginan untuk “memberi pelajaran”.

Tidak ada komentar: